Dari Petra ke Baitul Maqdis: Perjalanan Spiritual yang Menggetarkan Jiwa

Dari Petra ke Baitul Maqdis: Perjalanan Spiritual yang Menggetarkan Jiwa

by Halo Muda -
Number of replies: 0

Awal Perjalanan: Panggilan yang Tak Bisa Ditolak

Tidak semua perjalanan dimulai dari rencana matang. Ada yang dimulai dari panggilan hati. Begitulah kisah Pak Hasan dan Bu Nur, pasangan pensiunan dari Surabaya yang akhirnya memutuskan berangkat bersama Pusat Umroh untuk Umroh Plus Aqsho.

Suatu malam, Bu Nur membuka YouTube dan menemukan video tentang Masjidil Aqsho. Saat melihat kubah emasnya berkilau di bawah cahaya matahari Palestina, air matanya menetes. “Bang, aku pengen ke sana sebelum nggak kuat jalan,” ujarnya lirih. Pak Hasan hanya tersenyum dan mengangguk. Beberapa hari kemudian, mereka resmi mendaftar paket Pusat Umroh yang menawarkan ziarah ke Jordan, Palestina, dan Tanah Suci.

City Tour Jordan: Menginjak Tanah Para Nabi

Hari pertama, pesawat mendarat di Amman, Jordan. Udara dingin menyapa lembut, membawa aroma khas tanah gurun. Dari sinilah perjalanan spiritual mereka dimulai. Guide dari Pusat Umroh menjelaskan bahwa tanah ini pernah disinggahi oleh para Nabi — Musa عليه السلام, Harun عليه السلام, dan banyak lainnya.

Perhentian pertama adalah Gua Ashabul Kahfi, tempat para pemuda beriman tidur selama ratusan tahun sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an. “Lihat, Bu, mereka muda tapi imannya luar biasa,” kata Pak Hasan sambil menatap dalam. Bu Nur hanya mengangguk, matanya mulai berkaca-kaca.

Kemudian rombongan melanjutkan ke Petra. Dinding batu merah muda yang menjulang tinggi tampak seperti karya seni langit. “Subhanallah,” gumam semua jamaah hampir bersamaan. Tak ada yang tidak terpukau oleh keajaiban alam ini.

Sebelum meninggalkan Jordan, mereka singgah di Laut Mati. Suasana riang dan tawa mengiringi setiap momen, tapi dalam hati masing-masing terselip rasa takjub: bagaimana bumi yang pernah menjadi tempat kaum Nabi Luth عليه السلام kini menjadi pelajaran abadi tentang akibat durhaka pada Allah سبحانه وتعالى.

City Tour Palestina: Langkah Pertama di Bumi yang Diberkahi

Hari ketiga, bus bergerak menuju Palestina. Semua jamaah hening. Ada rasa haru bercampur doa. Saat melewati perbatasan, Bu Nur menggenggam tangan suaminya erat. “Aku deg-degan, Bang,” katanya pelan. Pak Hasan menatapnya lembut, “InsyaAllah kita aman. Ini perjalanan menuju tempat yang diberkahi.”

Begitu sampai di kompleks Masjidil Aqsho, suasana mendadak berubah menjadi sangat syahdu. Kubah emas berkilau di bawah cahaya senja. Bu Nur tak mampu menahan air mata. “Akhirnya… aku sampai juga,” katanya terisak.

Mereka berdua sujud lama, membiarkan air mata jatuh di lantai marmer Masjidil Aqsho. Tak peduli pandangan orang, karena di tempat suci itu, setiap tetes air mata adalah doa yang naik ke langit.

Mengunjungi Jejak Sejarah dan Cinta yang Abadi

Keesokan harinya, rombongan Pusat Umroh diajak menyusuri kota tua Yerusalem. Jalan-jalan sempit dengan aroma roti panggang dan suara adzan dari kejauhan membuat suasana terasa hangat.
Guide menunjuk ke sebuah jalan dan berkata, “Dari sinilah Rasulullah ﷺ memulai Isra’ Mi’raj.” Seketika semua jamaah terdiam. Tidak ada kata-kata yang cukup untuk menggambarkan rasa haru yang menyelimuti hati mereka.

Di sebuah sudut, Pak Hasan memotret Bu Nur yang sedang tersenyum di depan Dome of the Rock. “Biar nanti anak-anak tahu, kita pernah ke sini,” katanya sambil tertawa kecil. Tapi di balik senyumnya, tersimpan rasa syukur yang mendalam — karena Allah سبحانه وتعالى masih memberi kekuatan untuk menunaikan impian mereka.

Refleksi: Lebih dari Sekadar Perjalanan

Malam terakhir di Palestina, langit tampak tenang. Rombongan duduk di halaman Masjidil Aqsho, mendengarkan lantunan doa dari imam setempat.
Bu Nur menatap ke langit, “Bang, ini bukan cuma perjalanan wisata. Rasanya kayak diingatkan Allah buat lebih dekat sama-Nya.”

Pak Hasan mengangguk. “Iya, Bu. Kalau nanti pulang, kita harus berubah. Harus lebih baik.”
Mereka berdua saling menggenggam tangan, menatap kubah emas untuk terakhir kalinya sebelum kembali ke Tanah Air.

Bagi mereka, Umroh Plus Aqsho bukan sekadar ziarah. Ini adalah perjalanan jiwa — dari Jordan yang megah, Petra yang menakjubkan, hingga Aqsho yang mengguncang hati. Semua langkah terasa seperti kembali ke asal, ke fitrah manusia yang haus akan ketenangan batin.

Dan Pusat Umroh menjadi jembatan yang mempertemukan mimpi itu dengan kenyataan — dengan pelayanan ramah, itinerary berisi nilai sejarah, dan pengalaman spiritual yang tak terlupakan.

Di bandara Amman, Bu Nur menatap jendela pesawat dengan mata berkaca-kaca. “Bang, aku nggak nyangka, ternyata doa puluhan tahun bisa terkabul seindah ini.”
Pak Hasan tersenyum, “Karena Allah سبحانه وتعالى selalu dengar doa hamba-Nya, Bu. Tinggal kita yang kadang nggak sabar nunggu waktu terbaik-Nya.”

Pesawat pun terbang menuju Tanah Air, membawa pulang kenangan, doa, dan cahaya iman yang baru. 🌙

Attachment umroh plus aqsho.jpg